kira-kira dimulai sejak tahun lalu, saya menyadari suatu hal. pada awalnya, saya sendiri kaget kenapa bisa begini. tahun lalu, menurut saya, adalah tahun yang cukup berat buat saya. mungkin banyak yang tahu dan banyak juga yang nggak tahu bahwa tahun itu saya kembali dihadapkan pada realitas "teman atau lawan". pada waktu itu, banyak hal yang saya tutupi dari dunia luar. my inner feeling. di media sosial seperti twitter atau facebook saya mungkin 'bicara', saya tunjukkan rasa galau saya, rasa kecewa saya sampai rasa sakit saya. tapi banyak yang nggak tahu bahwa saya lebih dari itu. saya butuh satu tahun lebih untuk memaafkan. bukan memaafkan orang yang menyakiti saya tapi justru yang terberat adalah memaafkan diri saya sendiri. bahwa apa yang saya tulis dan ungkapkan di media sosial tersebut hanya sebagai cara saya melepaskan kemarahan saya saja. tapi saya tidak pernah benar-benar memaafkan diri saya sendiri. meracau, adalah hobi saya yang baru saat itu. :))
hal terberat adalah berhadapan dengan diri saya sendiri. terlalu banyak luka yang saya lihat. bukan cuma karena kejadian tahun lalu tapi mungkin dari masa kecil saya. saya sendiri nggak berani untuk melihat diri saya sendiri. apalagi masuk ke dalamnya. butuh berbulan-bulan untuk akhirnya saya bicara dengan diri saya sendiri. face to face. nggak ada perlu ditutup-tutupi. saya nangis? banget. saya marah? pasti. pengen bunuh diri? pernah. nggak ada yang menyenangkan dalam proses itu. semuanya sakit dan rasanya saya-jadi-ingin-tulis-kata-makian disini. A****g!!!! tapi saya jalani semua proses itu. tapi untuk membantu saya, saya juga butuh teman. teman yang tahu kapan harus menarik saya ke dunia nyata. supaya saya juga tidak terlarut dalam diri saya sendiri. mereka adalah orang yang lebih pandai membaca diri saya ketimbang saya sendiri. malu? nggak. kadang, saya butuh orang seperti mereka. mereka adalah cermin buat saya tanpa saya harus menyelami diri saya sendirian. azas memanfaatkan teman? bukan. satu hal yang menjadi kelemahan manusia adalah mereka yakin dan percaya bahwa dirinya sendirilah yang paling tahu. justru cerminlah yang tahu segalanya.
saya menulis ini sebagai bentuk apresiasi pada diri saya sendiri karena saya setidaknya mampu melihat kembali diri saya. bahkan, ini menjadi salah satu ide cerita yang mau saya buat. hehe. beneran deh, kalau kalian pikir dunia itu kejam, itu salah. yang benar itu adalah diri kita sendirilah yang kejam. hehe.
peace, love and rock n roll (meminjam kata-kata seorang teman)
~liris kinasih
No comments:
Post a Comment