Jaman dahulu kala, hidup seorang
putri dan 5 orang prajuritnya.
Para prajurit diperintahkan untuk
menjaga sang putri.
Mereka tinggal di dalam sebuah
hutan yang jauuh sekali.
Mereka hidup tenang dan damai.
Mereka saling bahu membahu untuk
tetap bertahan hidup.
Prajurit pertama, seorang
penunggang kuda yang handal,
Maka ia yang bertugas membeli
makanan di desa.
Prajurit kedua, si bijaksana dan
pandai membuat strategi,
Semua berjalan sesuai dengan
perintahnya.
Prajurit ketiga, si penghibur. Ia
selalu punya banyak hal untuk diceritakan.
Prajurit keempat, tidak pernah
kelewatan untuk memeriksa perbekalan
Dan segala hal yang dibutuhkan
untuk hidup.
Prajurit kelima, si pemanah
handal. Dengan kemampuannya, ia memastikan bahwa
Mereka akan selalu aman.
Dan sang putri sendiri yang
senang duduk di depan jendela dan menulis cerita.
Hingga suatu hari Sang putri
menyadari ia jatuh cinta dengan prajurit pertamanya.
Ketika mata mereka beradu, maka
akan ada senyum merekah diantaranya.
Tiada hari tanpa puja puji.
Setelah cukup lama bersama,
akhirnya sang putri mengatakan ia ingin meninggalkan hutan.
Ia ingin melihat dunia luas.
Prajurit kedua, si bijak,
melarangnya. Dunia luar terlalu berbahaya.
Prajurit pertama, menahan sang putri
untuk pergi. Ia tidak ingin sang putri terlibat bahaya.
Lagi pula ia terlalu mencintai
sang putri.
Begitu pula dengan prajurit
lainnya. Maka sang putri menunda perjalanannya.
Pada suatu malam, sang putri
memutuskan untuk pergi meninggalkan prajurit-prajuritnya.
Setiap prajurit mendapat pesan
dan sekantung emas sebagai bentuk terima kasihnya.
Dan meminta para prajuritnya
untuk tidak mencarinya.
Karena mungkin ia akan segera
kembali.
Namun, pesan untuk prajurit
pertamalah yang terpanjang.
Sang putri mengatakan bukan
karena benci ia pergi. Ia hanya ingin melihat dunia.
Ia ingin prajurit pertama tetap
menjadi penunggang kuda yang handal dan
Menaklukan dunia nantinya.
Tak lupa sang putri mengecup dahi
prajurit pertama.
Maka pergilah sang putri.
Para prajurit tetap menunggu.
Satu hari, lima hari, 13 hari, 24
hari, 30 hari.
Tapi sang putri tak kunjung
pulang.
Maka mereka mulai berpencar
mencari sang putri.
Setiap desa, hutan, padang
rumput, laut mereka datangi.
Tapi tak kunjung mereka temui
sang putri.
Satu persatu dari mereka menyerah
dan memilih untuk tetap tinggal
Di tempat terakhir pencarian.
Tanpa disangka, sang putri
kembali ke hutan setelah berkelana.
Dan tak ditemukannya para
prajuritnya.
Bertahun-tahun ia menunggu, tak
ada satu pun yang kembali.
Begitu pula, prajurit pertamanya.
Sang putri pun menyadari saat ini
kalau pun ia berteriak
Tak akan ada lagi prajurit yang
akan datang.
Kalau ia menangis, tak akan lagi
ada prajurit yang menghibur.
Tak ada lagi yang memastikan ia
aman.
Tidak akan ada lagi.
Ia sendiri.
Kesepian.
Tanpa para prajurit.
Hingga pada suatu pagi di musim
panas, seorang prajurit kembali dan mendapati sang putri
Telah kehilangan nyawa setelah
menulis sebuah cerita dalam pondoknya.
with love,
~liris kinasih
*photo taken from here
2 comments:
sukaaa ceritanyaa :D
bagus liriiissss ;D
Post a Comment