speak out!!

setiap kejadian dalam blog ini adalah nyata. bila terdapat kesamaan tokoh, kejadian atau tempat... hm, sorry.
saya tidak memaksa anda untuk membaca blog ini. tapi jika itu pilihannya, nikmati!!

Wednesday, August 29, 2012

Я ненавижу себя
Я очень не хочу быть самим собой
Я устал
Я просто хочу, чтобы исчезнуть
это сосать

Thursday, August 23, 2012

Teduh

Inginku lukiskan kamu dalam kata
Tapi tanganku kaku
Tak 'kan banyak kata yang mampu kutulis
Inginku memujimu dengan kata indah
Tapi aku tak pandai merangkai kata
Aku hanya tahu bahwa kamu itu...meneduhkan.
:)

"Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata. Ketika kita berdua. Hanya aku yang bisa bertanya. Mungkinkah kau tahu jawabnya." Payung Teduh-Berdua Saja

Salam ketjup,

Liris Kinasih

*foto diunduh disini

Tuesday, August 21, 2012

lupa
lalu
pergi
lagi

Saturday, August 18, 2012


Sesungguhnya Idul Fitri adalah Hari Kemenangan
bagi setiap umat yang benar-benar berjuang selama bulan Ramadhan
Semoga kita semua menjadi umat yang termasuk di dalamnya

Percayalah
Hakiki Idul Fitri bukanlah baju baru yang kita kenakan
bukanlah jabatan tangan seiring amplop berisi uang
bukanlah kata-kata indah yang ditulis dan dikirim
tetapi seberapa besar hati kita untuk saling memaafkan
 Mohon Maaf Lahir dan Batin

-Liris Kinasih-

*foto diunduh dari sini

hanya bertanya

apa boleh seorang anak membenci orangtuanya sendiri?
apa seorang anak akan kehilangan surganya dengan membenci orangtuanya?
orangtua selalu meminta anaknya untuk menjadi anak yang baik
tapi entah lupa atau tidak tahu
seorang anak tidak pernah meminta orangtuanya menjadi orangtua yang baik
seorang anak tumbuh dari caci maki
pukulan
cemooh
tudingan
luka-luka yang sulit sembuh
maka bolehkan anak membenci orangtuanya sendiri


_Liris Kinasih_

Thursday, August 9, 2012

Indonesia Mengajar



Saya baru beli bukunya. Beberapa kali pergi ke toko buku, saya selalu menunda membelinya dan malah membeli buku yang lain. Dan akhirnya saya beli juga! Yeah! :D Saya ceritakan sedikit tentang buku ini ya. Buku ini menceritakan para Pengajar Muda lulusan berbagai Universitas di Indonesia yang setahun penuh pergi ke daerah terpencil untuk melakukan program mengajar. Indonesia Mengajar ini didirikan oleh Anies Baswedan yang merupakan rector di salah satu Universitas swasta di Jakarta. Para Pengajar Muda ini tidak hanya mengajar tetapi juga harus membaur dalam kehidupan tempat mereka bermukim selama setahun. Sehingga buku ini tidak hanya berisi cerita tentang suka duka mengajar anak-anak di daerah terpencil tetapi juga bagaimana mereka menjalani hidup yang memiliki perbedaan budaya dengan mereka.

Awal saya tahu tentang Indonesia Mengajar saat rumpi-rumpi cantik dengan beberapa teman saya yang sudah lebih dulu jadi sarjana. Pertanyaan klise ketika tahu teman sudah jadi sarjana, “mau kerja apa? kerja dimana? Sudah lamar-lamar kerjaan?”. Beberapa jawabannya juga terkadang klise, “yah coba-coba dulu yang penting dapet kerjaan.” Tapi berbeda dengan satu teman saya yang mencoba hal lain setelah lulus. Menjadi guru. Lalu berceritalah ia tentang Indonesia Mengajar. Dari cerita yang saya tangkap, Indonesia Mengajar tidak akan jauh berbeda dengan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) kampus saya. Pergi ke desa dan mengajar. Tapi setelah saya baca bukunya, ternyata ini bukan sekedar KKNM seperti yang saya lakukan (yang jatuhnya malah jadi kayak liburan ketimbang mengabdi pada masyarakat, hehe). Dari cerita yang saya baca, dibutuhkan tekad dan komitmen yang cukup kuat untuk mengajar. Karena yang diajarnya bukanlah anak-anak biasa. yah. .mungkin sama seperti anak Indonesia lainnya. Yang membedakannya adalah kesempatan dan kondisi daerah mereka. Kebayang nggak sih kalau kita harus tinggal setahun penuh (program Indonesia Mengajar ini dilakukan 1 tahun) di daerah yang (biasanya)  terpencil, tidak ada listrik, susah akses dan susah sinyal. Bagi saya yang tinggal di daerah perkotaan rasanya sulit membayangkan bagaimana saya hidup di tempat seperti itu. Untuk pergi mengajar saja mereka harus berjalan kaki. Belum lagi jika hujan. Beberapa daerah semakin sulit diakses jika hujan datang. Oh my God! Saya jadi berpikir, sanggup nggak ya saya hidup seperti itu?

Mungkin itu juga yang sempat terbersit di pikiran para Pengajar Muda. Tapi nyatanya mereka mampu. Mereka bisa menaklukan itu semua. Malah kondisi itu sepertinya dikesampingkan, mengingat apa tujuan mereka disana. Dan pada Pengajar Muda itu bercerita tentang kegiatan mengajar mereka disana. Suka dukanya mengajar anak-anak pedalaman. Bagaimana mereka berusaha untuk membangun motivasi belajar anak-anak tersebut. Mengajarkan mereka untuk punya cita-cita dan berani untuk mencapainya. Dan dari cerita-cerita mereka saya pun terhenyak. “seperti ini ya potret pendidikan Indonesia sesungguhnya?” Disaat banyak sekolah punya predikat “standar Nasional” atau “standar Internasional” sekalipun, ternyata masih banyak sekolah yang punya 3 ruang kelas saja sudah syukur. Tapi saya suka dengan optimism eyang dituliskan oleh Rahmat Danu Andika pada buku tersebut dalam judul “Hardiknas (Pendidikan vs Keterpencilan)” . Rahmat berusaha untuk optimis bahwa walaupun terlalu kompleks untuk mengatasi permasalahan ini (dari sistemnya sampai birokrasinya) tapi (masih) banyak pula yang berjuang untuk menuntaskan permasalah pendidikan. Dan ia bilang, kita tidak bisa hanya menutup mata dan melimpahkan semuanya pada pemerintah. Tahu sendiri ya pemerintah kita seperti apa? *skeptis* Seperti yang dikatakan pula oleh Anies Baswedan, pediri Indonesia Mengajar, “mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik”. Dan kita masih mau tetap menutup mata?

“Mereka mendapat kehormatan untuk melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa” –Anies Baswedan

Regrads,

Liris Kinasih

Thursday, August 2, 2012

dear Tuhan,


Kenapa aku merasa kita terpisah terlalu jauh?
Aku ingin bisa mencintaiMu seperti aku mencintai diriku sendiri dan orang-orang disekitarku
Atau bahkan melebihinya
Bagaimana caranya?
Aku merindukanMu
Tanpa bisa aku mengingat kapan terakhir kali kita bertemu
Aku merasa jalanku sudah benar
Tapi kaki-kakiku tidak menapak pada jalanMu
Aku mengambang terbawa arus
Aku ingin menapak
Merasakan setiap langkah yang aku buat
Aku ingin kakiku berpijak
Merasakan apa yang aku pijak
Bagaimana caranya?
Aku hanya ingin kembali dekat denganMu
Kembali merengkuhMu
Tidur pulas dalam pelukanMu
Aku rindu padaMu, Tuhan
(13 Ramadhan 1433 H)

Regards,

Liris Kinasih