speak out!!

setiap kejadian dalam blog ini adalah nyata. bila terdapat kesamaan tokoh, kejadian atau tempat... hm, sorry.
saya tidak memaksa anda untuk membaca blog ini. tapi jika itu pilihannya, nikmati!!

Tuesday, December 25, 2012

Biasa-biasa Saja Tapi Mantap :D


"berhentilah mencari agar menemukan" (Kell, Supernova:Akar)

what would you feel, if you find someone you don't expect? untuk kasus saya, saya senang luar biasa. saya merasa pantas untuk mendapatkannya setelah dua tahun yang sibuk mencari. selama dua tahun belakangan ini saya banyak mengalami kejadian yang cukup menguras energi. rasa marah, kecewa, sedih, gak berharga dan lain sebagainya, udah sering saya alami. hingga saya berada di satu titik. saya lelah. lelah untuk marah, kecewa dan sedih. saya ingin "ada" di dunia ini. saya nggak mau cuma jadi seonggok daging aja. dan disanalah saya berada. berhenti. menarik napas dalam-dalam dan mencoba menikmati sekeliling saya. saya kembali diingatkan bahwa saya bukan satu-satunya manusia di dunia ini. ada manusia-manusia lain yang akan siap membantu saya berdiri ketika saya jatuh. dulu, saya lupa kalau saya ini nggak pernah sendiri. beberapa bulan belakangan ini saya mencoba untuk berbagi rasa dengan teman-teman dekat saya. saya mencoba untuk keluar dari zona nyaman saya. beresiko memang, tapi saya mencoba. 

banyak hal yang terjadi ketika saya memutuskan untuk 'berhenti'. saya seperti menemukan potongan-potongan diri saya yang lain di luar sana. mereka hadir dari keluarga saya dan juga teman-teman baik saya. keluarga yang selalu siap mensupport saya, apapun dan bagaimanapun keadaan saya. teman-teman yang sepenuhnya menerima kondisi saya. saat itu saya merasa...penuh. saya bahagia. seutuhnya. 

lalu, saya menemukan lagi potongan diri saya yang lain. hal yang tidak pernah saya prediksi sebelumnya. dia hadir seperti kejutan ulang tahun. mengagetkan sekaligus menyenangkan. pertemuan, yang awalnya saya kira, biasa-biasa saja. berawal dari cerita-cerita ringan sampai diskusi berat. rasa nyaman dan percayalah yang membuat kami akhirnya mampu berbicara dari hati ke hati. apa yang dia rasakan dan apa yang saya rasakan. kami pun merasakan hal yang sama. tanpa diminta. tanpa dipersiapkan.

Ketika bersamanya, saya merasa “ada”. Saya merasa punya alasan untuk gak cuma sekedar jadi seonggok daging aja. saya merasa layak disayang. Saya merasa lengkap. Perasaan-perasaan yang dulu rasanya “gak saya banget” justru sekarang ini saya rasakan penuh. Kebiasaan-kebiasaan yang dulu rasanya “gak saya banget” justru sekarang saya nggak keberatan untuk melakukannya. hehe.


Yang kami jalani saat ini belumlah seberapa. Masih panjang dan (kayaknya) penuh rintangan. Tapi kami sepakat untuk sama-sama berjuang. Kami sadar betul, yang kami jalani saat ini, sangat berat. tapi kami ingin selalu percaya bahwa kami bisa melewatinya bersama-sama. Seperti yang dia sering bilang, “orang yang jauh disana lebih pantas untuk diperjuangkan”. Kami percaya itu. Saya percaya.


Perjalanan ini mungkin belum punya akhir yang pasti. tapi kami sedang menuju kesana. Semoga bisa. Semoga mampu. Sama-sama berjuang ya... J

Kami menjalani hubungan ini sama seperti yang lainnya. hanya saja kami perlu mempersiapkan hati yang lebih besar untuk menampung semua rasa percaya yang diberikan. Hati yang lebih besar lagi untuk mampu menampung lebih banyak kesabaran. Hati yang sangat besar untuk dapat saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jadi kalau ada yang tanya, bagaimana hubungan saya dengannya, saya akan jawab “biasa-biasa saja tapi mantap” Hehehe.

Love you so damn much, D! :*



Have a nice day,

Liris Kinasih

Friday, November 23, 2012

merindumu dengan senyum.


menatap langit-langit kamar
masih sama
putih, polos, monoton
namun ada yang hilang
entah apa

memutar badan ke kanan
toples itu masih ada
masih sama
tulisan-tulisan manis
menghibur diri

memutar badan ke kiri
foto-foto itu masih ada
masih sama
wajah manis, lucu, menyebalkan
terpampang jelas

semua masih sama.
dinding, langit-langit, tumpukan kertas,
foto-foto, tiker bioskop, bon restoran
semuanya ada
semuanya sama

tapi, kamu tidak lagi duduk disampingku
tidak ada lagi tangan-tangan merengkuh menyambutku
tidak kulihat lagi senyum manismu, tawa renyahmu
tidak ada lagi
tidak ada kamu

izinkan aku membenci sekaligus merindumu
membenci karena kamu harus pergi, tiba-tiba
membenci karena hari itulah,
aku melihatmu tersenyum, tertawa dan memelukku
setelah itu tak kutemukan kamu lagi

tapi aku lebih merindukanmu
merindukan sapa pagimu
senyum merekah
tangan yang menyambutku
kecup hangat di dahi
peluk erat.
aku merindukanmu

terima kasih sudah hadir dalam hidupku
ini bukanlah waktu yang singkat
aku akan terus merindu. menyayangimu.
semoga kita akan bertemu di lain waktu.

:)


==
Orang-orang baik selalu pergi lebih dulu. Tidak pernah sebuah kepergian itu menyenangkan. Selalu ada tangis sebelum tawa. Semoga, teman-temanku yang pergi lebih dulu, dapat berjalan dengan tenang menuju diriNya. We miss you. :)

~liris kinasih

Tuesday, November 13, 2012

Putri dan Lima Prajurit (2)



Putri tidak pernah menyadari
Betapa sulit melepaskan prajuritnya pergi
menuju medan perang
Ditatapnya lekat-lekat
Dihafalkannya setiap gerak, senyum dan lambaian tangan
Bertanya-tanya, kapan lagi dapat menikmati senyumnya?
Akankah ia kembali dengan senyum itu?

==
Ini sedikit lanjutan dari cerita Putri dan Lima Prajurit :) Enjoy!

~Liris Kinasih

Tuesday, November 6, 2012

cerita secangkir kopi



pagi ini matahari malu-malu menampakkan wujudnya
udara dingin enggan pergi
secangkir kopi hadir
menguapkan segala gundah
hangat meresap

sore ini senyum enggan pergi
mata enggan menutup
cerita-cerita enggan berhenti
secangkir kopi hadir
sejenak menghentikan waktu
waktuku bersamanya

malam ini...
lagi-lagi secangkir kopi hadir
menemani mata yang dipaksakan terbuka
menemani jari-jari yang bergerak cepat tanpa jeda
menyusun kata-kata manis tak bermakna

hidup itu seperti secangkir kopi
di pagi hari
sore hari
dan malam menjelang
pahit tapi membuatku nyaman


mari duduk bersamaku,
kita minum secangkir kopi
biarkan kata dan tawa membaur menjadi satu

salam manis,

Liris Kinasih

*teruntukmu tubuhku yang tidak pernah jauh dari kafein. hehe.

Wednesday, October 31, 2012

my last question:

"Will You Come to My Funeral?"

Monday, October 22, 2012

Sewindu



Sudah sewindu ku di dekatmu
Ada di setiap pagi, di sepanjang hari
Tak mungkin bila engkau tak tahu
Bila ku menyimpan rasa yang ku benam sejak lama

Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita

Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita

Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu

Jujur memang sakit di hati
Bila kini nyatanya kau memilih dia
Takkan lagi ku sebodoh ini
Larut di dalam angan-angan tanpa tujuan

Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
(Tulus - Sewindu)

*terima kasih untuk delapan tahun pertemanan ini. terima kasih untuk semua rasa ini. keep rockin' bro!!* *salam metal*


~Liris Kinasih

Thursday, October 18, 2012

mati suri

udaraku menipis
hanya tinggal di kerongkongan
mataku menatap ilusi-ilusi
biru, merah, hijau
tapi lebih banyak abu-abu
aku mendengar suara-suara
bukan suara nyata
suara hati yang bergaung dengan keras
minta diperhatikan
kaki-kakiku terasa kebas
tanganku tak lagi mampu meraih
tangisku bukan lagi pilu
tak lagi aku mampu membuat suara
aku sudah terjatuh terlalu dalam
terlalu jauh
aku..
mati..
suri.

15 oktober 2012
@ mitra citra remaja diantara hiruk pikuk suara relawan-relawan

Friday, September 14, 2012

Menunda mimpi


Semua orang pernah punya mimpi. Suka atau tidak suka, manusia setidaknya pernah bermimpi. Untuk sebagian orang, mereka dapat dengan mudah mewujudkan mimpi mereka. Kebanyakan orang, harus bekerja sangat keras untuk mewujudkannya. Tapi ada pula yang diam-diam menguburnya. Menurut saya, semuanya tidak ada yang salah. Semua orang berhak untuk mengatur hidupnya sendiri. Saya sendiri lebih memilih menunda mimpi saya. Kenapa menunda? Karena, someday, saya mau berusaha untuk mewujudkannya kembali.
==
Saya suka menulis. Ralat, saya sangat suka menulis. Saya sudah mulai menulis sejak SD. Awalnya hanya menulis diary (yes, i did). Lalu saya mencoba untuk menulis cerita. Cerita sehari-hari. Apa yang saya alami bersama teman-teman saya. Semakin saya besar (karena kata “dewasa” rasanya belum tepat), saya mulai paham bahwa menulis adalah passion saya. Saya tidak lagi hanya menulis cerita tetapi juga hal lainnya. Saya menulis tentang apa pun yang saya pikirkan dan apa pun yang saya rasakan. Terhadap apa pun. Dan saya senang hampir semua kerabat mengapresiasi tulisan saya. Yah...kadang saya juga dikritik. But it’s okay. Berarti mereka memang benar-benar membaca tulisan saya kan? Menulis sudah menjadi semacam cara untuk menyeimbangkan hidup saya. Seperti kebanyakan orang yang suka menulis, saya bermimpi bisa menulis sebuah novel atau cerita anak-anak. Ya, saya bermimpi. Saya percaya saya bisa mewujudkannya. Dan saya berusaha untuk mewujudkannya. Hal yang sedang saya persiapkan adalah membuat cerita anak-anak “putri dan 5 prajurit” yang ide awalnya saya ambil dari sini. Saya sudah membuat draftnya. Tapi saat ini *hela napas panjang* saya memilih untuk menundanya.Dan seperti kebanyakan orang yang suka menulis, saya memiliki satu inspirasi besar. Hampir selalu hadir dalam tulisan atau cerita yang saya buat. Dia pernah bilang, “biarkan otak lo berpikir liar, ris”.
==
Saya mengenal dia sudah cukup lama. Hm...sekitar *ngitung pake jari* 8 tahun. Sejak dulu saya mengenalnya sebagaik orang yang cerdas. Tanya apa saja pasti dia bisa jawab. Dia sudah seperti RPUL. Hehe. Semakin lama saya mengenal dirinya, saya semakin mengetahui seperti apa dirinya. Dia tidak hanya cerdas tetapi juga idealis. Walaupun terkadang saya bisa merasakan bahwa dibalik keidealisannya, sebenarnya dia merasa getir, khawatir, cemas ataupun takut. Saya sangat suka melihat dunia dari sudut pandangnya. Dunia tidak akan pernah sama lagi (seperti apa yang selalu pikirkan) jika melihat dari kacamatanya. Dia bukan lagi sekedar RPUL tapi justru menjadi google buat saya. Intinya saya sangat nyaman berteman dengannya. Tapi ada hal yang sangat saya hindari yaitu bercermin tentang perasaan saya walaupun saya juga sadar hal itu akan terjadi. Someday. Apa benar saya hanya sekedar nyaman berteman dengannya? Dan ternyata someday itu terjadi tidak lama sebelum ini. Awalnya saya enggan mengakuinya. Tapi setelah bolak-balik bercermin saya sadar bahwa saya jatuh hati padanya. Tadinya saya pikir ini seperti cerita-cerita romantis menye-menye (don’t ask me about the meaning of menye-menye) gitu. Tapi setelah saya cermati lebih dalam justru ini seperti cerita horror thriller gitu. Dan saya tokoh utamanya. Karena saya bukan saja sekedar jatuh hati tetapi saya juga ingin ‘mengambil’ apa yang dia punya. Kecerdasannya dan idealismenya. Saya tidak sekedar menjadikannya tokoh dalam hampir semua cerita saya tetapi juga menjadikannya bayang-bayang dalam hidup saya. Sebagian tulisan di blog ini adalah tentang dirinya, mimpinya, dunia yang ia pandang, apa yang saya rasakan padanya, kata-kata yang ingin saya ucapkan...intinya semua ada dianya. Semua itu adalah realitas yang saya impikan. See? This is not romantic. This is tragic. Seseorang bilang seharusnya saya perjuangkan itu. Tapi saya tahu dia seperti apa, apa yang dia ingikan. Dan itu bukan saya. Bukan seperti saya. Dan saya tidak mau menjadikan 8 tahun itu sebagai taruhannya.
==
Dan saya memilih jeda. Menetralisir kembali. Seperti orang yang sakit, saya butuh bernapas lebih teratur, tidur, minum air putih yang banyak, atau bahkan diinfus. Untuk itu saya menunda sementara waktu pengerjaan cerita anak-anak (yang lagi-lagi emang ada dianya). Saya sih inginnya berhenti sama sekali untuk menulis. Tapi sepertinya itu sama saja dengan bunuh diri. Saya akan tetap menulis. Pelan-pelan. Mungkin ini saatnya saya lebih mengkhawatirkan kondisi saya sendiri.
Saya harap kalian memaklumi. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan, doa dan harapan dari kalian semua.

“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkan ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?” (Dewi Lestari dalam Filosofi Kopi)

Sampai jumpa (lagi),

Liris Kinasih

Tuesday, September 11, 2012

International Youth Day 2012


banyak teman atau kerabat yang bertanya apa itu sebenarnya International Youth Day 2012. sila klik disini untuk membaca tulisan saya di 'rumah' yang lain mengenai International Youth Day 2012. :)

happy youthday,

Liris Kinasih

Wednesday, September 5, 2012

Falling in love


semua orang pernah merasakan pengalaman jatuh cinta. ada yang sejak awal bertemu sudah menyadari bahwa ia jatuh cinta. tapi ada pula yang bertahun-tahun baru menyadari bahwa ia jatuh cinta. beberapa dapat dengan mudah menyatakannya tapi banyak pula yang memilih diam-diam menyimpannya. sometimes I asked my self, why this was soooo hard? mungkin karena kita lebih sering memikirkan bagaimana respon orang yang kita suka jika tiba-tiba kita menyatakan cinta. beberapa orang memilih nekat untuk itu. mereka siap mempertaruhkan harga diri mereka. diterima cintanya atau ditolak mentah-mentah. menurut saya sendiri, menyatakan cinta itu memang sulit. jika itu mudah, seharusnya tidak ada film percintaan selama 2 jam. 5 menit saja cukup. hehe.

A: Hey kamu!
B: Apa?
A: Aku suka sama kamu :)
B: Terus? Aku harus bilang WOW gitu?
A: oke....sip! *kubur diri di sumur*

kadang, imajinasi seperti diataslah yang menakutkan bagi saya. hehe.

have a nice day,

Liris Kinasih

Sunday, September 2, 2012

going 23



terima kasih yang tidak terhingga
untuk kedua orangtua dan keluarga
yang tidak pernah absen untuk tetap datang
walaupun sudah ke 23 kalinya

untuk sahabat dan teman-teman
yang selalu menjadi cermin
yang selalu bisa diandalkan dan diharapkan

segala hal yang menyenangkan
mengharukan
membanggakan
menyedihkan
menyakitkan
telah dilewati bersama

terima kasih untuk 23 tahun ini 
yang tidak pernah bosan 
memberi saya banyak pelajaran

terima kasih hidup :)

Liris Kinasih


Wednesday, August 29, 2012

Я ненавижу себя
Я очень не хочу быть самим собой
Я устал
Я просто хочу, чтобы исчезнуть
это сосать

Thursday, August 23, 2012

Teduh

Inginku lukiskan kamu dalam kata
Tapi tanganku kaku
Tak 'kan banyak kata yang mampu kutulis
Inginku memujimu dengan kata indah
Tapi aku tak pandai merangkai kata
Aku hanya tahu bahwa kamu itu...meneduhkan.
:)

"Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata. Ketika kita berdua. Hanya aku yang bisa bertanya. Mungkinkah kau tahu jawabnya." Payung Teduh-Berdua Saja

Salam ketjup,

Liris Kinasih

*foto diunduh disini

Tuesday, August 21, 2012

lupa
lalu
pergi
lagi

Saturday, August 18, 2012


Sesungguhnya Idul Fitri adalah Hari Kemenangan
bagi setiap umat yang benar-benar berjuang selama bulan Ramadhan
Semoga kita semua menjadi umat yang termasuk di dalamnya

Percayalah
Hakiki Idul Fitri bukanlah baju baru yang kita kenakan
bukanlah jabatan tangan seiring amplop berisi uang
bukanlah kata-kata indah yang ditulis dan dikirim
tetapi seberapa besar hati kita untuk saling memaafkan
 Mohon Maaf Lahir dan Batin

-Liris Kinasih-

*foto diunduh dari sini

hanya bertanya

apa boleh seorang anak membenci orangtuanya sendiri?
apa seorang anak akan kehilangan surganya dengan membenci orangtuanya?
orangtua selalu meminta anaknya untuk menjadi anak yang baik
tapi entah lupa atau tidak tahu
seorang anak tidak pernah meminta orangtuanya menjadi orangtua yang baik
seorang anak tumbuh dari caci maki
pukulan
cemooh
tudingan
luka-luka yang sulit sembuh
maka bolehkan anak membenci orangtuanya sendiri


_Liris Kinasih_

Thursday, August 9, 2012

Indonesia Mengajar



Saya baru beli bukunya. Beberapa kali pergi ke toko buku, saya selalu menunda membelinya dan malah membeli buku yang lain. Dan akhirnya saya beli juga! Yeah! :D Saya ceritakan sedikit tentang buku ini ya. Buku ini menceritakan para Pengajar Muda lulusan berbagai Universitas di Indonesia yang setahun penuh pergi ke daerah terpencil untuk melakukan program mengajar. Indonesia Mengajar ini didirikan oleh Anies Baswedan yang merupakan rector di salah satu Universitas swasta di Jakarta. Para Pengajar Muda ini tidak hanya mengajar tetapi juga harus membaur dalam kehidupan tempat mereka bermukim selama setahun. Sehingga buku ini tidak hanya berisi cerita tentang suka duka mengajar anak-anak di daerah terpencil tetapi juga bagaimana mereka menjalani hidup yang memiliki perbedaan budaya dengan mereka.

Awal saya tahu tentang Indonesia Mengajar saat rumpi-rumpi cantik dengan beberapa teman saya yang sudah lebih dulu jadi sarjana. Pertanyaan klise ketika tahu teman sudah jadi sarjana, “mau kerja apa? kerja dimana? Sudah lamar-lamar kerjaan?”. Beberapa jawabannya juga terkadang klise, “yah coba-coba dulu yang penting dapet kerjaan.” Tapi berbeda dengan satu teman saya yang mencoba hal lain setelah lulus. Menjadi guru. Lalu berceritalah ia tentang Indonesia Mengajar. Dari cerita yang saya tangkap, Indonesia Mengajar tidak akan jauh berbeda dengan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) kampus saya. Pergi ke desa dan mengajar. Tapi setelah saya baca bukunya, ternyata ini bukan sekedar KKNM seperti yang saya lakukan (yang jatuhnya malah jadi kayak liburan ketimbang mengabdi pada masyarakat, hehe). Dari cerita yang saya baca, dibutuhkan tekad dan komitmen yang cukup kuat untuk mengajar. Karena yang diajarnya bukanlah anak-anak biasa. yah. .mungkin sama seperti anak Indonesia lainnya. Yang membedakannya adalah kesempatan dan kondisi daerah mereka. Kebayang nggak sih kalau kita harus tinggal setahun penuh (program Indonesia Mengajar ini dilakukan 1 tahun) di daerah yang (biasanya)  terpencil, tidak ada listrik, susah akses dan susah sinyal. Bagi saya yang tinggal di daerah perkotaan rasanya sulit membayangkan bagaimana saya hidup di tempat seperti itu. Untuk pergi mengajar saja mereka harus berjalan kaki. Belum lagi jika hujan. Beberapa daerah semakin sulit diakses jika hujan datang. Oh my God! Saya jadi berpikir, sanggup nggak ya saya hidup seperti itu?

Mungkin itu juga yang sempat terbersit di pikiran para Pengajar Muda. Tapi nyatanya mereka mampu. Mereka bisa menaklukan itu semua. Malah kondisi itu sepertinya dikesampingkan, mengingat apa tujuan mereka disana. Dan pada Pengajar Muda itu bercerita tentang kegiatan mengajar mereka disana. Suka dukanya mengajar anak-anak pedalaman. Bagaimana mereka berusaha untuk membangun motivasi belajar anak-anak tersebut. Mengajarkan mereka untuk punya cita-cita dan berani untuk mencapainya. Dan dari cerita-cerita mereka saya pun terhenyak. “seperti ini ya potret pendidikan Indonesia sesungguhnya?” Disaat banyak sekolah punya predikat “standar Nasional” atau “standar Internasional” sekalipun, ternyata masih banyak sekolah yang punya 3 ruang kelas saja sudah syukur. Tapi saya suka dengan optimism eyang dituliskan oleh Rahmat Danu Andika pada buku tersebut dalam judul “Hardiknas (Pendidikan vs Keterpencilan)” . Rahmat berusaha untuk optimis bahwa walaupun terlalu kompleks untuk mengatasi permasalahan ini (dari sistemnya sampai birokrasinya) tapi (masih) banyak pula yang berjuang untuk menuntaskan permasalah pendidikan. Dan ia bilang, kita tidak bisa hanya menutup mata dan melimpahkan semuanya pada pemerintah. Tahu sendiri ya pemerintah kita seperti apa? *skeptis* Seperti yang dikatakan pula oleh Anies Baswedan, pediri Indonesia Mengajar, “mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik”. Dan kita masih mau tetap menutup mata?

“Mereka mendapat kehormatan untuk melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa” –Anies Baswedan

Regrads,

Liris Kinasih

Thursday, August 2, 2012

dear Tuhan,


Kenapa aku merasa kita terpisah terlalu jauh?
Aku ingin bisa mencintaiMu seperti aku mencintai diriku sendiri dan orang-orang disekitarku
Atau bahkan melebihinya
Bagaimana caranya?
Aku merindukanMu
Tanpa bisa aku mengingat kapan terakhir kali kita bertemu
Aku merasa jalanku sudah benar
Tapi kaki-kakiku tidak menapak pada jalanMu
Aku mengambang terbawa arus
Aku ingin menapak
Merasakan setiap langkah yang aku buat
Aku ingin kakiku berpijak
Merasakan apa yang aku pijak
Bagaimana caranya?
Aku hanya ingin kembali dekat denganMu
Kembali merengkuhMu
Tidur pulas dalam pelukanMu
Aku rindu padaMu, Tuhan
(13 Ramadhan 1433 H)

Regards,

Liris Kinasih

Monday, July 23, 2012

sebuah momen untuk memperbaiki diri (?)


semoga ini bukan hanya sebuah momentum belaka
untuk memperbaiki diri
tapi kembali menjadi diri yang lama setelah bulan ini selesai
bukan hanya berusaha menahan lapar, haus dan emosi
tapi juga belajar untuk tetap mengimplementasikannya di 11 bulan lainnya
semoga, saya bisa :)
selamat menjalankan ibadah puasa

Regards,

Liris Kinasih

Tuesday, July 10, 2012

rumah


sebuah perjalanan tak bermakna
tanpa rumah untuk berpulang
rumah untuk berteduh
rumah untuk berlindung
rumah untuk berbagi tawa
sedih
cerita
mimpi

perjalananku masih panjang
telah kuhabiskan waktu untuk mencari
mencari tempat untuk ku berpulang
mengumpulkan sisa-sisa jiwaku
untuk ku bawa pulang

aku rindu rumahku
tempatku berpulang
tempat separuh nyawa telah kutitipkan
tempat mimpi-mimpi telah aku rangkai
menjadi kata-kata
tempat dongeng-dongeng malam
mengalun menjadi lagu nina bobo

jika ini rumahku
biarkan aku ada didalamnya
seutuhnya
sepenuh-penuhnya


regards,

~liris kinasih


*photo taken from here

Sunday, July 1, 2012

perjalanan

Setiap perjalanan selalu ada suatu akhir
Setiap pertemuan selalu akan ada suatu perpisahan
Satu datang, lalu kemudian pergi
Itulah hidup.
Tidak ada yang pernah dapat
kita miliki sepenuhnya
Kamu.
Telah hentikan perjalananmu
Menemukan jalan lain untuk mulai lagi kau tempuh
Aku.
Pernah berharap kita akan terus bersama
Bergandengan tangan pada jalan yang sama
Hidup.
Tak akan pernah sama lagi
tanpa kamu..
Ini bukan untuk diratapi
Tapi suatu permulaan untuk diratapi
Terima kasih sudah menjadi
bagian dari perjalanan yang melelahkan namun menyenangkan ini.

 kiri: Dyni. sorry for grabbing your photo without permission :p
kanan: Icha and Me. Doc: icha's.


*Untuk Krisha Nurmala dan Siti Endang Adyningsih yang sudah menjadi sahabat dan partner kerja yang sangat luar biasa. Semoga sukses dengan pekerjaan barunya :)     


have a nice day

~liris kinasih 

Monday, June 18, 2012

sengaja


Aku sengaja menjauhkan semua memori tentangmu
Acuhkan candamu, sapamu, perkataanmu
Aku sengaja tidak pernah ingin tahu sedang apa kamu
Acuhkan perkataan mereka tentangmu
Aku sengaja memalingkan wajahku untuk tidak melihatmu
Acuhkan senyum pada wajahmu

Aku ingin lupa kamu
Aku ingin kamu lupa aku
Aku ingin kembali pada waktu dimana kita tak saling tahu
Karena setelah hari itu, kamu merubaha segalanya
Pusatku bukan lagi buku-buku, film dan juga musik
Tapi, kamu
Ya, kamu

Aku sengaja tak menulis tentang kamu
Aku sengaja menjauhkan tanganku untuk menulis ketika ide itu datang
Aku sengaja menjauh dari semua tentangmu

Tapi sekarang aku menulis tentangmu
Tapi sekarang aku memikirkanmu
Sekarang aku mencoba mengingatmu
senyummu, candamu, sapamu dan semua perkataanmu
Sekarang aku merindukan pertemuan kita
Berharap menemukan senyum itu
Mendengar suara itu
Menemukan kamu di depanku

because, I’m falling in love with you

but I am too scary with my own feelings


salam kecup,

~liris kinasih 

Thursday, June 14, 2012

merindu

kaki-kaki kecil yang ringan melangkah
tawa-tawa renyah pagi hari
kedipan mata yang menggoda
suara yang halus
tangan-tangan yang tidak berhenti bergerak

rindu tubuhnya
rindu jiwanya
rindu maknanya

rindu
dirinya
sendiri

Tuesday, May 15, 2012

Putri dan Lima Prajurit


Jaman dahulu kala, hidup seorang putri dan 5 orang prajuritnya.
Para prajurit diperintahkan untuk menjaga sang putri.
Mereka tinggal di dalam sebuah hutan yang jauuh sekali.
Mereka hidup tenang dan damai.
Mereka saling bahu membahu untuk tetap bertahan hidup.
Prajurit pertama, seorang penunggang kuda yang handal,
Maka ia yang bertugas membeli makanan di desa.
Prajurit kedua, si bijaksana dan pandai membuat strategi,
Semua berjalan sesuai dengan perintahnya.
Prajurit ketiga, si penghibur. Ia selalu punya banyak hal untuk diceritakan.
Prajurit keempat, tidak pernah kelewatan untuk memeriksa perbekalan
Dan segala hal yang dibutuhkan untuk hidup.
Prajurit kelima, si pemanah handal. Dengan kemampuannya, ia memastikan bahwa
Mereka akan selalu aman.
Dan sang putri sendiri yang senang duduk di depan jendela dan menulis cerita.
Hingga suatu hari Sang putri menyadari ia jatuh cinta dengan prajurit pertamanya.
Ketika mata mereka beradu, maka akan ada senyum merekah diantaranya.
Tiada hari tanpa puja puji.
Setelah cukup lama bersama, akhirnya sang putri mengatakan ia ingin meninggalkan hutan.
Ia ingin melihat dunia luas.
Prajurit kedua, si bijak, melarangnya. Dunia luar terlalu berbahaya.
Prajurit pertama, menahan sang putri untuk pergi. Ia tidak ingin sang putri terlibat bahaya.
Lagi pula ia terlalu mencintai sang putri.
Begitu pula dengan prajurit lainnya. Maka sang putri menunda perjalanannya.
Pada suatu malam, sang putri memutuskan untuk pergi meninggalkan prajurit-prajuritnya.
Setiap prajurit mendapat pesan dan sekantung emas sebagai bentuk terima kasihnya.
Dan meminta para prajuritnya untuk tidak mencarinya.
Karena mungkin ia akan segera kembali.
Namun, pesan untuk prajurit pertamalah yang terpanjang.
Sang putri mengatakan bukan karena benci ia pergi. Ia hanya ingin melihat dunia.
Ia ingin prajurit pertama tetap menjadi penunggang kuda yang handal dan
Menaklukan dunia nantinya.
Tak lupa sang putri mengecup dahi prajurit pertama.
Maka pergilah sang putri.
Para prajurit tetap menunggu.
Satu hari, lima hari, 13 hari, 24 hari, 30 hari.
Tapi sang putri tak kunjung pulang.
Maka mereka mulai berpencar mencari sang putri.
Setiap desa, hutan, padang rumput, laut mereka datangi.
Tapi tak kunjung mereka temui sang putri.
Satu persatu dari mereka menyerah dan memilih untuk tetap tinggal
Di tempat terakhir pencarian.
Tanpa disangka, sang putri kembali ke hutan setelah berkelana.
Dan tak ditemukannya para prajuritnya.
Bertahun-tahun ia menunggu, tak ada satu pun yang kembali.
Begitu pula, prajurit pertamanya.
Sang putri pun menyadari saat ini kalau pun ia berteriak
Tak akan ada lagi prajurit yang akan datang.
Kalau ia menangis, tak akan lagi ada prajurit yang menghibur.
Tak ada lagi yang memastikan ia aman.
Tidak akan ada lagi.
Ia sendiri.
Kesepian.
Tanpa para prajurit.
Hingga pada suatu pagi di musim panas, seorang prajurit kembali dan mendapati sang putri
Telah kehilangan nyawa setelah menulis sebuah cerita dalam pondoknya.

with love,

~liris kinasih

*photo taken from here