speak out!!

setiap kejadian dalam blog ini adalah nyata. bila terdapat kesamaan tokoh, kejadian atau tempat... hm, sorry.
saya tidak memaksa anda untuk membaca blog ini. tapi jika itu pilihannya, nikmati!!

Thursday, April 7, 2011

Tragedi, tragedi komedi, komedi

Berawal dari ngobrol-ngobrol ringan setelah kuliah analisis eksistensial, dosen saya (bang iqbal, yang pernah saya ceritain disini) menerangkan salah satu pemikirannya mengenai hidup. Menurutnya, hidup itu dibagi menjadi 3 fase. Fase tragedi, tragedi komedi dan komedi. Setiap fase memiliki pengertian yang sama seperti genre film yang biasa kita tonton.


Mengutip pemikirannya itu, saya mencoba menjelaskan ketiga fase itu menurut versi saya. Fase tragedi, bagi saya, saat dimana saya menjalani hidup layaknya drama queen. Di fase ini, saya mungkin akan lebih banyak menangis, melamun, garuk-garuk tanah mungkin, makan daun kayak kambing. Yah..intinya saya mengalami fase hidup layaknya orang yang baru putus cinta. Terlalu banyak kegalauan. Fase tragedi komedi, bagi saya, fase dimana saya mulai sedikit bangkit. Masih ada tangis, masih ada galau, tapi saya mulai menyadari apa yang terjadi di fase tragedi sudah patut untuk ditertawakan. Sudah patut untuk dinikmati dengan tawa…dan tangis juga. Sedangkan fase komedi, bagi saya, disini saya sudah benar-benar sembuh dari kegalauan. Udah nggak ada tangis. Benar-benar menikmati dengan tawa. Rasanya menyenangkan bila berada di fase komedi. Masih bingung? Mari saya jelaskan dengan kasus putus cinta. Hari pertama setelah putus cinta itu adalah fase tragedi. Masih banyak tangis, masih banyak galau. Sebulan putus cinta (atau waktu tertentu tergantung kesiapan kalian untuk ada di fase tragedi komedi) itu adalah fase tragedi komedi. Kita masih sedikit galau, tapi rasanya udah siap juga tanpa (mantan) pacar disamping kita. Setelah enam bulan (ini juga tergantung dengan kesiapan kita) itu adalah fase komedi. Udah nggak ada tuh nangisin mantan pacar lagi. Kita udah benar-benar bisa melepaskan dia.


Untuk melewati fasenya, kita sendirilah yang tau kapan kita siap untuk mengganti fasenya. Kalau emang selama setahun kita masih terus aja nangisin mantan pacar, yah…kita masih ada di fase tragedi. Salah? Nggak juga. Tapi mungkin buang-buang waktu aja. Hehehe. Seperti saya bilang sebelumnya, berada di fase komedi itu menyenangkan. di fase ini kita akan bisa memandang sesuatu itu lebih positif dan lebih ringan. Layaknya kita menonton film komedi. Terhibur.


Saat ini sendiri, saya masih berada di fase tragedi. Ya, saya masih banyak nangisin dia. Masih ada pertanyaan “kenapa mesti kayak gini?” “kenapa sih ini terjadi sama saya?”. Ya, saya belum siap kehilangan (lagi). Saya belum kehilangan apa yang hampir saya genggam. Sekarang saya masih banyak galau. Tapi, saya percaya pada diri saya sendiri kalau saya bisa melewati fase ini dengan lancar dan sukses. Saya percaya, nantinya saya akan ada di fase tragedi komedi dan pada akhirnya ada pada fase komedi. Saya percaya, nantinya saya bisa benar-benar melepaskan dia. Saya bisa menerima bahwa ada orang lain yang terbaik buat dia. Saya percaya itu. Ini cara saya untuk move on. Hanya mungkin saya butuh waktu sedikit lama. :]


Jadi, buat kalian, kalian ada fase apa sekarang?


Have a nice day,

~Liris

No comments: