speak out!!

setiap kejadian dalam blog ini adalah nyata. bila terdapat kesamaan tokoh, kejadian atau tempat... hm, sorry.
saya tidak memaksa anda untuk membaca blog ini. tapi jika itu pilihannya, nikmati!!

Tuesday, October 5, 2010

Kematian

"Apa rasanya mati?

Mengapa banyak orang ingin hidup 1000 tahun lagi?

Hidup…hanya akan membuatku sering menangis. Sering mengeluh.

Bukankah mati akan lebih membahagiakan?

Hanya akan ada titik tidak ada lagi koma.

Segalanya terhenti.

Jadi..apa rasanya mati?"


Saya sering berpikir tentang kematian. Hal ini tidak ada yang pernah tahu, selain saya…dan tuhan. Tapi hari ini saya ingin berbagi pikiran dengan kalian tentang kematian.


Kemarin, saya menyempatkan diri untuk berbincang sejenak dengan dosen matakuliah psikolinguistik. Awalnya hanya membicarakan tentang film, budaya, dll. Tapi, entah bagaimana saya juga lupa, akhirnya kami berbicara tentang kematian. Saya jujur kepada beliau kalau saya sering berpikir tentang hal ini. Beliau menceritakan bahwa saya bukan satu-satunya orang yang datang padanya yang suka berpikir tentang kematian. Bahkan beberapa diantaranya memiliki penghayatan yang lebih dibandingkan saya. Pada akhirnya, sebelum pulang, saya bertanya “wajar nggak sih, saya sering berpikir tentang kematian?” “hm…nggak ada, kalau itu digunakan untuk olah pikir”. Beliau menyarankan saya untuk membaca padangan-pandangan para filsuf, terutama Nietzsche. Dan ternyata Nietzsche itu adalah salah satu filsuf yang mempengaruhi pandangan-pandangan Soe Hok Gie tentang kematian. Ya, akan mulai membacanya hari ini. Semoga bisa mengerti.


Ya. Saya sering berpikir tentang kematian. Kematian siapa? Kematian siapapun. Tapi lebih sering tentang kematian diri saya. Saya sendiri lupa awalnya gimana. Tapi saya suka. SUKA. Seperti saya SUKA eskrim. SUKA film korea. Menyenangkan. ketika saya SMP-SMA saya suka menulis cerpen. Saya kurang suka kalau cerita saya berakhir senang. Selalu lebih menyentuh (menurut saya) jika endingnya adalah kematian. Kematian bagi saya, tidak seperti film-film horror. Menyeramkan. Hantu. Gelap. Asap-asap. Mistik. Atau apapun. Bagi saya, kematian itu putih. Kering. Hampa. Ringan. Lembut. Saya sering berpikir jika saya mati, siapa yang akan datang kerumah saya untuk melayat atau datang ke pemakaman saya? Kira-kira si A datang nggak ya? Dia masih inget saya nggak ya? Atau..kira-kira apa yang orang yang bilang tentang saya? Baik hatikah? Jutekkah? Menyebalkankah?


Seperti itu saya berpikir tentang kematian. Kadang..saya merancang seperti apa kematian saya. Misalnya, saya ingin berada disamping satu orang ketika nyawa saya akan hilang. Bukan dengan ibu. Bukan dengan ayah. Bukan dengan siapapun. Seseorang yang menganggap dirinya tidak berarti bagi saya, namun kenyataan sebaliknya. Ini hanya salah satu rancangan kematian saya.


Dulu..saya takut berbagi pikiran saya tentang kematian ini. Saya merasa tidak semua orang seperti ini. Bagi mereka, yang terpenting adalah kehidupan. Namun, dari pembicaraan dengan dosennya saya itu, saya mencoba memberanikan diri berbagi pikiran tentang ini. Karena saya pikir, kematian itu memang akan datang pada kita. Dan tidak perlu berpikir tentang hantu-hantu atau makhluk gaib lainnya. Keluarlah dari itu. Berpikirlah seperti apa kira-kira kematian kalian. Saya tidak memaksa kalian untuk ini. Kalian tahu mana pikiran yang membuat kalian lebih nyaman, kehidupan atau kematian.


Saya berbicara seperti ini bukan untuk menunjukkan pada kalian, betapa saya ingin mati. (mungkin) saya belum cukup siap untuk itu. Tapi bagi saya, perbedaannya dengan kehidupan, kehidupan itu adalah hal yang saya jalani sekarang. Seperti apa dan bagaimana, biarkan dia berjalan apa adanya. Dan kematian itu adalah sesuatu yang saya (suka) pikirkan.


“nasib terbaik adalah tidak dilahirkan

Yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan

Yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu.

Bahagialah mereka yang mati muda”

Friedrich Nietzsche dikutip oleh Soe Hok Gie (Catatan Seorang Demonstran, 22 Januari 1962)


Have a nice day!!

~liris

No comments: